Bagi sebagian orang , pagi tanpa kopi atau teh seperti hidup tanpa
sinar matahari. Mereka menjadikan agenda minum kopi dan teh sebagai
ritual. Dua minuman ini pun dikenal mengandung kafein yang berfungsi
sebagai penunda kelelahan. Secara ilmiah, manfaatnya pun telah
dibuktikan.
Meski mampu menunda rasa lelah, kafein juga dikenal memiliki efek
samping. Bahkan ada mitos menyatakan kafein dapat menimbulkan adiktif
hingga dikenal sebagai minuman tak bermanfaat. Agar Anda tahu
kebenarannya, simak mitos dan fakta seputar kafein seperti dikutip
laman Shine.
1. Mitos : Kafein adalah zat adiktif
Fakta : Tergantung berapa banyak jumlah kafein yang
dkonsumsi. Kafein memang dikenal sebagai stimulan untuk sistem saraf
pusat, sehingga jika dikonsumsi secara teratur kafein dapat menyebabkan
ketergantungan fisik ringan seperti layaknya kecanduan obat lainnya.
Karena hal ini, sebagian besar ahli mempertimbangkan efek kecanduan
kafein. Ketika kafein dikonsumsi secara teratur dan dengan cepat
dihentikan, sebagian dari kita akan mengalami gejala tak nyaman yang
berlangsung selama satu sampai beberapa hari.
Meski demikian efek kecanduan ini masih dapat dihindari jika konsumsi
kafein dikurangi perlahan-lahan. Jika Anda, mencoba menghentikan
kebiasaan mengonsumsi kafein, Anda mungkin mengalami salah satu gejala
seperti sakit kepala, kelelahan, kecemasan, lekas marah, suasana hati
depresi, serta sulit konsentrasi.
2. Mitos : Kafein menyebabkan insomnia
Fakta : Itupun tergantung seberapa banyak jumlah
kafein yang dikonsumsi. Tubuh manusia menyerap kafein dengan cepat,
tetapi juga proses metabolisme dalam tubuh berlangsung cepat.
Proses pengolahan kafein melibatkan hati. Rata-rata, dibutuhkan 4-5
jam untuk menguras kafein yang dikonsumsi dari tubuh. Setelah lima jam,
75 persen kafein itu dihilangkan. Kecuali Anda sangat sensitif, jika
di pagi hari Anda menenggak secangkir atau dua cangkir kopi, mungkin
bisa memengaruhi tidur Anda.
Tapi jika Anda mengonsumsi latte atau espresso setelah makan malam,
Anda mungkin akan mengalami masalah susah tidur. Akan lebih baik, jika
kafein dikonsumsi 6 jam sebelum tidur.
Namun, sensitivitas masing-masing orang akan berbeda, tergantung pula
pada metabolisme tubuh dan jumlah kafein yang Anda konsumsi secara
teratur.
3. Mitos : Kafein meningkatkan risiko osteoporosis, penyakit jantung, dan kanker
Fakta : Kenyatannya, jumlah kafein yang dikonsumsi
sekitar 300 miligram, sekitar tiga cangkir, memang bisa menyebabkan
gangguan kesehatan pada orang dewasa. Namun beberapa orang akan lebih
sensitif terhadap efek kafein, termasuk orang tua dan orang-orang
dengan tekanan darah tinggi.
Jika kafein yang dikonsumsi lebih dari 744 miligram per hari atau
setara dengan 7-8 cangkir sehari, berefek meningkatkan kehilangan
kalsium dan magnesium dalam urin, sehingga berisiko menyebabkan
terjadinya osteoporosis. Tetapi studi terbaru menunjukkan hal ini tidak
meningkatkan risiko keropos tulang, terutama jika Anda mendapatkan
cukup kalsium.
Anda dapat mengimbangi kalsium yang hilang jika minum satu cangkir
kopi dengan menambahkan dua sendok makan susu. Namun, penelitian juga
menunjukkan beberapa hubungan antara kafein dan risiko patah tulang
pinggul pada orang dewasa yang lebih tua. Orang yang lebih tua mungkin
lebih sensitif terhadap efek dari kafein pada metabolisme kalsium.
Jika Anda, seorang wanita berumur, diskusikan dengan dokter apakah
Anda harus membatasi asupan kafein sehari-hari Anda menjadi 300
miligram atau kurang dari jumlah tersebut untuk mencegah efek buruk.
Menurut penelitian yang dilakukan tim dari Harvard, konsumsi kafein
juga dikatakan tidak meningkatkan risiko penyakit jantung dan tidak
meningkatkan kadar kolesterol atau menyebabkan denyut jantung tidak
teratur.
Namun, denyut jantung dan tekanan darah umumnya meningkat pada mereka
yang sensitif terhadap kafein, tetapi kenaikan itu minimal dan
komparatif untuk aktivitas normal seperti naik tangga. Jika Anda
memiliki masalah tekanan darah tinggi, bicarakan dengan dokter tentang
jumlah asupan kafein yang bisa dikonsumsi, karena beberapa orang mungkin
lebih sensitif terhadap dampaknya.
Seperti dilansir The New York Times, para ilmuwan yang
melakukan kajian internasional pada 66 studi juga menemukan, minum kopi
meski hanya sedikit bisa berefek pada risiko gangguan pankreas atau
kanker ginjal. Mereka yang mengonsumsi kopi berlebihan juga berisiko
kanker hati. Lalu, studi pada 59 ribu wanita di Swedia, negara dengan
tingkat konsumsi kopi tertinggi per kapita di dunia, tidak menemukan
hubungan antara konsumsi kafein dan kanker payudara.
4. Mitos : Wanita hamil dan wanita yang berencana hamil harus menghindari kafein
Fakta : Sebuah penelitian yang dilakukan di State
University New York dan studi lain yang dipublikasikan dalam jurnal
Epidemiology melihat efek dari minuman yang mengandung kafein pada
faktor-faktor reproduksi. Hasilnya menunjukkan bahwa konsumsi kafein
sebenarnya aman bagi wanita hamil atau yang berencana hamil sejauh
jumlahnya tidak berlebihan.
Selain itu, diketahui kurangnya korelasi antara konsumsi kafein dan
aborsi spontan atau pertumbuhan janin yang abnormal. Namun, mereka
wanita yang tengah hamil dan merencanakan kehamilan tetap harus
membatasi jumlah asupan kafein. Akan lebih baik jika konsumsi kafein
harian kurang dari 200 miligram per hari.
5. Mitos : Kafein buruk bagi anak-anak
Fakta : The Journal of Pediatrics menerbitkan
sebuah survei yang menunjukkan bahwa di AS, anak 5 - 7 tahun minum
sekitar 52 mg kafein sehari-hari dan 8 - 12 tahun anak minum 109 mg
sehari. Secara umum, anak-anak memiliki kemampuan yang sama untuk
memproses kafein seperti orang dewasa.
Sebuah studi oleh A. Leviton yang diterbitkan dalam Clinical
Pediatrics menunjukkan bahwa minuman dan makanan yang mengandung kafein
jika dikonsumsi secara teratur memiliki efek menyebabkan
hiperaktivitas pada anak. Namun, pada anak-anak yang sensitif, dosis
tinggi dari kafein, dapat menyebabkan efek sementara seperti lekas
marah, susah tidur, atau menimbulkan kecemasan.
6. Mitos : Kafein dapat mengalahkan alkohol
Fakta : Penelitian menunjukkan sebenarnya banyak
orang hanya berpikir kafein akan membantu mereka menenangkan diri.
Alkohol pun memiliki kemampuan yang sama namun bersifat semu. Orang
yang minum kafein bersamaan dengan alkohol tetap saja memiliki reaksi
yang sama. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa mereka yang minum
alkohol dan kafein bersamaan sebenarnya lebih cenderung memiliki risiko
mengalami kecelakaan mobil.
7. Mitos : Kafein tidak memiliki manfaat kesehatan
Fakta : Bagi sebagian orang, kafein memiliki efek
meningkatkan kewaspadaan, konsentrasi, energi, dan dapat menimbulkan
sakit kepala serta perasaan ingin marah. Penelitian ilmiah di John
Hopkins School of Medicine di Baltimore dan Harvard mendukung
pengalaman subjektif seseorang tentang efek kafein tersebut dan telah
menunjukkan bahwa kafein juga dapat meningkatkan memori dan penalaran
logis. Salah satu studi Prancis menunjukkan efek kafein juga
menyebabkan penurunan lebih lambat kemampuan kognitif pada wanita.
Laporan terbaru lainnya, menunjukkan bahwa kafein mungkin berguna
dalam mengobati reaksi alergi karena kemampuannya untuk mengurangi
konsentrasi histamin, zat yang menyebabkan tubuh merespon zat
pemicualergi. Bukti terbatas juga menunjukkan kafein dapat mengurangi
risiko penyakit Parkinson, penyakit hati, kanker kolorektal, dan
diabetes tipe 2.
Meski demikian, kunci utama yang harus diingat, bahwa apapun yang
dikonsumsi secara berlebihan tentu dapat menimbulkan efek buruk dalam
tubuh. Mungkin jika ritual menikmati kafein hanya dilakukan setipa pagi
satu cangkir, tidak akan berefek buruk untuk kesehatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar